Melestarikan Elang di Wilayah Geothermal Kamojang
Sebagai lokasi eksplorasi panas bumi tertua di Indonesia, Kamojang menjadi salah satu wilayah operasional Pertamina Geothermal Energy (PGE)
Bisnis.com, KAMOJANG — Lereng-lereng hijau Gunung Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat memang terkenal lantaran menyimpan potensi panas bumi atau geothermal.
Sebagai lokasi eksplorasi panas bumi tertua di Indonesia, Kamojang menjadi salah satu wilayah operasional Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Namun, Kamojang tak hanya tersohor karena sumber daya panas bumi. Kamojang menjadi wilayah strategis dengan kekayaan hayati yang melimpah. Bahkan, di wilayah tersebut ada Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK), sebuah kawasan yang menjadi rumah bagi upaya pelestarian salah satu burung paling ikonik di Indonesia, yakni elang Jawa.
Pusat Konservasi Elang Kamojang sendiri diinisiasi pada 2014 oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, bekerja sama dengan PGE, NGO, dan pemerintah setempat. Tujuan utamanya adalah melestarikan populasi elang, terutama elang Jawa, dengan memfokuskan pada pelepasliaran elang kembali ke habitat alaminya setelah melalui tahapan rehabilitasi yang ketat.
Sejak didirikan, PKEK telah menangani berbagai spesies elang, termasuk 14 spesies yang saat ini dirawat, dengan elang ular bido sebagai spesies yang paling banyak ditemukan.
Akbar Sumirto, pengendali ekosistem BBKSDA Jawa Barat, menuturkan, konservasi Elang Jawa yang menjadi fokus utama pihaknya menghadirkan tantangan tersendiri. Pasalnya, populasinya terus menurun.
"Populasi elang Jawa terus menurun akibat perburuan liar dan habitat yang semakin menyempit," kata Akbar kepada Bisnis, baru-baru ini.
Reproduksi elang Jawa yang lambat — hanya menghasilkan satu individu setiap dua tahun — juga menambah kompleksitas usaha pelestarian.
Akbar menambahkan, "Kami terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian elang. Keberadaan elang Jawa tidak hanya menjadi indikator kesehatan ekosistem, tetapi juga warisan alam yang harus kita jaga."
Menurut Akbar, proses rehabilitasi melibatkan serangkaian pemeriksaan kesehatan, pemantauan perilaku, dan penilaian sifat alami elang.
"Tahapan ini penting untuk memastikan bahwa elang yang dilepasliarkan benar-benar siap kembali ke alam," jelas Akbar.
Proses tersebut juga mencakup screening atau pengecekan kesehatan yang terdiri dari pengambilan sampel darah dan swab kloaka untuk mendeteksi kemungkinan penyakit yang dapat membahayakan elang lainnya.
Namun, kata Akbar, tidak semua elang yang masuk ke PKEK dapat dilepasliarkan. Beberapa elang mengalami cacat fisik seperti sayap patah atau kebutaan, sedangkan beberapa lainnya memiliki cacat perilaku seperti kehilangan rasa takut alami terhadap manusia. Dalam kasus ini, elang tersebut biasanya tidak dapat dikembalikan ke habitat alaminya.
Kolaborasi dengan PGE Area Kamojang
Hendrik Kurniawan Sinaga, Manajer HSSE PGE Area Kamojang, menjelaskan bahwa kerja sama dengan PKEK dimulai pada 2014 sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam pelestarian keanekaragaman hayati. PGE menyediakan fasilitas infrastruktur dan peralatan penunjang, serta mendukung program penelitian dan edukasi.
"Kami berharap edukasi ini tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi, tetapi juga menciptakan perbaikan nyata dalam pengelolaan elang di Indonesia," ujar Hendrik.
Edukasi tersebut mencakup pelatihan kepada masyarakat sekitar dan program sosialisasi ke sekolah-sekolah di sekitar PKEK untuk membangun kesadaran sejak dini. Hendrik menyebutkan bahwa PKEK telah berhasil mengkonservasi lebih dari 300 elang dan mengedukasi ribuan orang.
"Dengan dukungan dari berbagai pihak, kami optimis PKEK dapat menjadi model keberlanjutan konservasi di Indonesia dan meluas manfaatnya ke daerah lain," tambahnya.
Selain itu, Hendrik menambahkan, keberadaan PKEK di wilayah operasional PGE menunjukkan bagaimana pengelolaan energi terbarukan dapat berjalan seiring dengan upaya pelestarian lingkungan.
"Kami ingin menciptakan harmoni antara eksplorasi panas bumi dan pelestarian keanekaragaman hayati," kata Hendrik.
artikel lainnya