Ketika Wong Cilik menjadi Penyelamat Ekonomi
Gotong royong, cerminan perilaku bangsa Indonesia sejak dulu kala. Budaya itu berhasil mengeluarkan bangsa ini dari masa-masa sulit.
Gotong royong, cerminan perilaku bangsa Indonesia sejak dulu kala. Budaya itu berhasil mengeluarkan bangsa ini dari masa-masa sulit.
Saat penjajahan Belanda, para pendahulu bersama-sama memperjuangkan mimpi untuk bisa mengibarkan bendera Merah Putih. Kemerdekaan menjadi barang mahal yang patut diperjuangkan.
Tiga setengah abad, Indonesia dibelenggu oleh penjajahan dari kolonial. Semangat pantang kendur para pejuang telah berhasil membuat bendera yang dijahit oleh pahlawan Fatmawati berkibar sesaat setelah pembacaan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56, 17 Agustus 1945.
Pahlawan kemerdekaan pantas disemangatkan bagi para pejuang yang telah mengorbankan tenaga, pikiran, hingga nyawanya untuk kebebasan dari penjajahan yang kini kita semua rasakan.
Selepas masa penjajahan, gelar pahlawan tidak hanya disematkan bagi para pejuang yang bertempur di medan perang.
Masih melekat dibenak kita semua. Dunia berperang, tanpa senjata, tanpa peluru. Musuh kali ini adalah wabah penyakit, Covid-19.
Banyak yang gugur, jutaan orang kehilangan nyawa direnggut oleh penyakit itu. Termasuk para tenaga kesehatan yang kala itu menjadi pahlawan.
Perekonomian pun lumpuh. Jalan-jalan yang biasanya penuh sesak setiap harinya pun menjadi lengang. Mesin-mesin di pabrik yang tak pernah henti 24 jam dalam 7 hari tak lagi bekerja.
Covid-19 telah bertanggung jawab atas hilangnya nyawa manusia dan juga lapangan pekerjaan waktu itu.
Kondisi yang menghimpit membuat manusia lebih kreatif. Ide-ide baru bermunculan untuk menyambung hidup.
Tak heran jika belakangan banyak industri-industri kecil atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bermunculan.
Munculnya usaha wong cilik itu patut layak dibilang sebagai pahlawan di tengah badai pandemi Covid-19. Pasalnya, banyak lapangan tercipta dari ide kreatif tersebut.
Pemerintah mencatat, sektor UMKM memiliki kontribusi yang besar dalam perekonomian Indonesia dengan memiliki jumlah lebih dari 64,2 juta unit usaha, menyumbang 61,9 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97 persen terhadap tenaga kerja.
Capaian besar itu, membuat pemerintah untuk terus mendorong UMKM sebagai motor penggerak yang membangkitkan ekonomi nasional setelah terhempas selama pandemi Covid-19.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan pada tahun ini UMKM ini kembali menjadi pahlawan perekonomian nasional, membuka peluang usaha dan lapangan kerja.
“2024 kami menargetkan 4,4 juta lapangan kerja baru yang ditopang oleh UMKM. Para pelaku UMKM ini hidup karena mereka berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi,” ujar Sandiaga.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan pihaknya akan terus menggenjot sektor UMKM.
KemenKopUKM menargetkan rasio kewirausahaan 3,95 persen dan menciptakan satu juta wirausaha baru hingga 2024, sesuai dengan amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.
Menurutnya, target tersebut dapat tercapai melalui kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat memiliki tanggung jawab untuk mencetak 600.000 wirausaha baru, sedangkan 400.000 menjadi tugas bagi pemerintah daerah.
"Hingga akhir 2022, kami sudah mencetak 392.847 wirausaha lewat berbagai strategi yang dirancang oleh KemenKopUKM, mulai dari program inkubasi usaha, digitalisasi KUMKM, konsultasi bisnis dan pendampingan, kegiatan pengembangan kewirausahaan di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), hingga pendataan lengkap di masing-masing daerah," kata Menteri Teten.
Sepanjang 2022 KemenKopUKM telah melakukan 36 kegiatan pengembangan kewirausahaan, baik yang dilakukan untuk calon wirausaha, wirausaha pemula, dan wirausaha mapan.
Dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut, KemenKopUKM berhasil melakukan pendampingan kepada 36.821 wirausaha, dengan rincian sebanyak 17.790 merupakan calon wirausaha, 16.144 wirausaha pemula, dan 2.887 wirausaha mapan.
“Untuk pengembangan kewirausahaan tahun ini, kami akan mengagendakan berbagai kegiatan untuk mengulang sukses di tahun 2022, dengan beragam inovasi yang kami harapkan dapat lebih banyak menghasilkan wirausaha baru yang berkualitas,” ujar Menteri Teten.