Pasokan BBM di Long Pahangai Terjaga di Tengah Tantangan Distribusi
SPBU Long Pahangai layani BBM dengan kapasitas cukup, harga stabil, dan kontrol ketat via surat rekomendasi untuk hindari penyalahgunaan subsidi
Bisnis.com, BALIKPAPAN – Masyarakat Long Pahangai, salah satu wilayah terpencil di Kalimantan Timur dapat sedikit bernapas lega terkait ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Koordinator transportir BBM wilayah Long Pahangai, Ahmad, mengungkapkan bahwa fasilitas penyimpanan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) setempat memiliki kapasitas tampung sekitar 300 drum.
"Untuk saat ini, alhamdulillah, kapasitas yang ada masih sangat memadai untuk mencukupi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Kendati demikian, distribusi yang menghadapi tantangan, terutama faktor cuaca, memerlukan perhatian berkelanjutan untuk memastikan stabilitas pasokan.
Ahmad menambahkan, SPBU beroperasi dari pukul 07.00 hingga 14.00 waktu setempat, meskipun pelayanan darurat tetap menjadi prioritas di luar jam operasional.
Bukan tanpa aral, penyaluran BBM di wilayah ini tidak sepenuhnya bebas dari hambatan. Implementasi pembatasan menjadi keniscayaan, terutama ketika cuaca tidak bersahabat.
“Kemarau biasanya akan kami batasi masyarakat dan kalau tidak kemarau kita menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Orang yang ke ladang, untuk mesin-mesinnya itu 20 liter cukup untuk sehari biasanya,” ujarnya.
Guna memastikan penyaluran BBM tepat sasaran, Ahmad menyebutkan terobosan digitalisasi telah diimplementasikan sebagai upaya mekanisme kontrol.
Setiap konsumen diwajibkan menyertakan surat rekomendasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, yang disesuaikan dengan peruntukan penggunaan BBM.
"Masyarakat yang hendak membeli BBM wajib menunjukkan surat rekomendasi terlebih dahulu," tegas Ahmad.
Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk meminimalisir potensi penyalahgunaan dan memastikan BBM bersubsidi dinikmati oleh pihak yang berhak.
Di SPBU Long Pahangai, prinsip BBM satu harga tetap dijunjung tinggi. Saat ini, harga Pertalite dipatok pada angka Rp10.000 per liter, sementara Biosolar dijual seharga Rp6.800 per liter.
Secara keseluruhan, Ahmad menilai bahwa penyaluran BBM di Long Pahangai sejauh ini berjalan relatif lancar.
"Kendala utama yang terus menjadi perhatian adalah faktor cuaca, terutama saat musim kemarau," pungkasnya.
artikel lainnya